Perilaku hidup
bersih sehat (PHBS) merupakan semua perilaku kesehatan yang dilakkan karena
kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri
sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas
masyarakat.[1]
Tujuan dari gerakan ini ialah untuk meningkatkan kualitas kesehatan melalui
proses penyadaran yang menjadi awal kontirubsi individu dalam menjalani
perilaku hidup sehari-hari yang bersih.
Perilaku hidup
bersih sehat dapat diterapkan disegala lingkungan. Ada lima tempat PHBS paling
penting diterapkan, yakni lingkungan rumah tangga, sekolah, tempat kerja,
sarana kesehatan dan tempat umum. Setiap lokasi ini rentan dengan penyakit,
terutama jika tidak diikuti dengan kebersihan. Berikut manfaat melakukan PHBS:
1. Setiap anggota keluarga
menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3. Anggota keluarga giat
bekerja.
4. Pengeluaran biaya rumah
tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha
untuk menambah pendapatan keluarga.
5. Produktivitas pekerja
meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan pekerja dan ekonomi
keluarga
6. Tetap mempunyai lingkungan
yang sehat walaupun berada di sekitar tempat kerja
7.
Meningkatnya
produktivitas kerja pekerja yang berdampak positif terhadap pencapaian target
dan tujuan.
8.
Menurunnya
biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.
9.
Meningkatnya
citra tempat kerja yang positif.
10. Peningkatan Tempat Kerja
Sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang
baik.
11. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah dapat dialihkan untuk peningkatan kesehatan bukan untuk
menanggulangi masalah kesehatan.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hdup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di
rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga sehat. Ada sepuluh indikator
dari PHBS rumah tangga, yaitu:
1.
Persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan
2.
Memberi
bayi ASI eksklusif
3.
Menimbang
bayi dan balita
4.
Menggunakan
air bersih
5.
Mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun
6.
Menggunakan
jamban sehat
7.
Memberantas
jentik di rumah
8.
Makan
buah dan sayur setiap hari.
9.
Melakukan
aktivitas fisik setiap hari
10.
Tidak
merokok di dalam rumah
Sekarang ini, masih banyak rumah tangga yang tidak
menerapkan PHBS. Masing-masing anggota keluarga diharapkan dapat menerapkan
PHBS dengan kesadaran sendiri. Agar dapat memulai PHBS di rumah, dapat diawali
dengan cuci tangan seperti berikut:
1.
Basahi
tangan, beri sabun kemudian gosok lembut dengan gerakan memutar.
2.
Usap
dan gosok punggung tangan bergantian.
3.
Gosok
sela jari tangan hingga bersih.
4.
Bersihkan
ujung jari saling bergantian dengan posisi saling mengunci.
5.
Gosok
dan putar kedua ibu jari bergantian.
6.
Letakkan
ujung jari ditelapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas dengan air hingga
bersih.
Cuci tangan dapat dilakukan setelah beraktivitas, buang air
besar, sebelum menyusui, serta sebelum menyentuh makanan. Walaupun tidak selalu
menggunakan sabun, setidaknya cuci tangan akan meluruhkan kuman penyakit atau
telur cacing yang berkumpul di tangan.
Untuk lingkungan sekolah, seluruh warganya baik siswa, guru,
bahkan masyarakat sekitar berperan dalam PHBS. Pengajaran PHBS sejak dini akan
membentuk kepribadian anak yang cinta bersih dan sehat. Jadi ketika mereka
sudah besar, mereka akan terbiasa untuk senantiasa bersih. Indikator PHBS di
sekolah ialah:
1.
Mencuci
tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.
2.
Mengonsumsi
jajanan sehat di kantin sekolah.
3.
Menggunakan
jamban yang bersih dan sehat.
4.
Olahraga
yang teratur dan terukur.
5.
Memberantas
jentik nyamuk.
6.
Tidak
merokok di sekolah
7.
Menimbang
berat dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
8.
Membuang
sampah pada tempatnya.
Perilaku Hidup Bersih (PHBS) di tempat kerja adalah upaya
untuk memberdayakan para pekerja, pemilik dan pengelola usaha/kantor, agar
tahu, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Berikut indikator PHBS di
tempat kerja:
1.
Tidak
merokok di tempat kerja.
2.
Membeli
dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3.
Melakukan
olahraga secara teratur.
4.
Mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air.
5.
Memberantas
jentik nyamuk di tempat kerja.
6.
Menggunakan
air bersih.
7.
Menggunakan
jamban saat buang air besar dan kecil.
8.
Membuang
sampah pada tempatnya.
9.
Mempergunakan
alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.
Agama Islam juga mengajarkan umatnya untuk senantiasa
menjaga kebersihan. Berwudu, misalnya, merupakan sebagian kecil kegiatan yang
dapat dilakukan untuk menjaga diri tetap bersih. Dengan tubuh yang bersih,
bukan hanya penyakit saja yang tidak tinggal, namun kepercayaan diri ikut
bertambah. Dalam melaksanakan pekerjaan, orang yang bersih dan rapi akan lebih
dihargai dari orang yang kotor dan berantakan. Bukan berarti dalam dunia kerja
yang dinilai hanyalah penampilan, namun siapapun setuju bahwa untuk berhadapan
dengan lingkungan luas, perlu penampilan yang sedap dipandang. Selain menambah
nilai diri, juga menghindari prasangka buruk karena kesan yang ditinggalkan
tentu baik.
Pada lingkungan yang memiliki sarana kesehatan seperti rumah
sakit, klinik atau puskesmas, diperlukan penjagaan kebersihan yang ketat. Jika
fasilitas kesehatan tidak bersih, maka rentan terjadi infeksi. Rumah sakit
merupakan tempat berkumpulnya orang sakit dan sehat, jadi akan sangat bahaya
jika tidak dirawat dengan baik. Orang sehat bisa jadi sakit, orang sakit bisa
bertambah sakit. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2004
ternyata infeksi rumah sakit merupakan salah satu penyumbang penyakit
tertinggi. Persentase tingkat risiko terjangkitnya infeksi rumah sakit di Rumah
Sakit Umum mencapai 93,4% sedangkan Rumah Sakit Khusus hanya 6,6%, 1,6-80,8 %
di antaranya merupakan penyakit saluran pencernaan.
PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas
agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan fasilitas pelayanan kesehatan yang sehat dan mencegah penularan
penyakit di fasilitas pelayanan kesehatan.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
guna efektivitas PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu, (1) mencuci
tangan pakai sabun (hand rub/hand wash),
(2) penggunaan air bersih, (3) penggunaan jamban sehat, (4) membuang sampah
pada tempatnya, (5) larangan merokok, (6) tidak meludah sembarangan, (7)
pemberantasan jentik nyamuk.
Di tempat umum seperti pasar, taman, tempat olahraga, taman
bermain dan sebagainya, banyak terjadi pelanggaran PHBS. Orang yang merokok
sembarangan, membuang sampah sesukanya, meludah di jalan, merupakan sedikit
dari contoh orang yang tidak melakukan PHBS. Tempat umum juga rentan dengan
penyakit. Jika terjadi penularan besar-besaran, maka akan sulit mendeteksi
penyebabnya.
Oleh karena itu, dimasa pandemi seperti sekarang, masyarakat
dilarang untuk berkumpul di luar ruangan. Bukan tanpa alasan, orang yang
terjangkit setelah berasal dari tempat umum bukan hanya sulit dideteksi, namun
juga beresiko menularkannya kepada orang lain yang sama sekali tidak dikenal.
Mengingat pandemi corona ini masih belum ditemukan obatnya, maka akan sulit
untuk menekan angka penularan jika masyarakat tidak mau bekerja sama.
Walaupun berada di zona hijau, tidak menutup kemungkinan
terjadi penularan penyakit lain. Oleh karena itu, penerapan PHBS penting, baik
itu sebelum covid maupun setelah covid terjadi. Menggunakan masker dan mencuci
tangan bukan hanya sekedar ajakan semata. Jauh sebelum covid muncul, gerakan
ini sudah diterapkan untuk mencapai pola hidup yang sehat. Menerapkan PHBS
bukan hanya bermanfaat saat ini, tapi juga untuk kehidupan selanjutnya. (iar)
Sumber:
Bagus, lanjutkan
BalasHapusInformatif
BalasHapus